Tuntutlah Ilmu Akhirat

“Barang siapa menanam Rumput jangan harap Padi akan ikut tumbuh, dan barang siapa menanam padi pastilah rumput akan ikut tumbuh”;
maksudnya barang siapa mengejar akan DUNIA jangan harap AKHIRAT akan ia dapat, tapi barang siapa mengejar AKHIRAT pastilah dijamin oleh Allah akan kecukupan dunianya.
Firman Allah yang artinya :
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan dunia”, yakni kelezatan dan kesenangan berupa pakaian, makanan dan minumannya.
“Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia itu dan tidaklah ada baginya suatu bagian apapun di akhirat.” Yaitu dicabut dari hatinya cinta kepada akhirat. (Asy-Syura : 20)
Penyesalan akibat kelengahan
Kelengahan menambah penyesalan,
kelengahan menghilangkan kenikmatan dan menghalangi pengabdian,
kelengahan menambah kedengkian dan
kelengahan akan menambah tercela dan kekecewaan.
Diceritakan sesungguhnya ada sebahagian orang-orang shalih bermimpi melihat gurunya di dalam tidur, dia bertanya kepada gurunya itu : “Manakah penyesalan terbesar menurut engkau”. Dia menjawab : “Penyesalan akibat kelengahan“.
Diriwayatkan juga sesungguhnya sebahagian mereka bermimpi melihat Dzun-Nun Al-Mishri di dalam tidurnya, berkatalah orang itu: “Apa yang diperbuat Allah padamu?” Dzun-Nun menjawab : “Dia telah mendudukkan aku di hadapanNya dan berfirman kepadaku: “Hai orang yang mengaku-aku, hai orang yang bohong, engkau mengaku cinta Aku kemudian engkau lengah dari Aku.
“Engkau tetap di dalam kelengahan dan hatimu lupa, hilanglah umur tetapi dosa-dosa tetap seperti keadaanya “.
(Hikayah) Sesungguhnya ada seorang laki-laki dari orang-orang yang shalih melihat ayahnya dalam tidurnya, dia bertanya : “Hai ayah­ku, bagaimana engkau dan bagaimana keadaanmu?” Ayahnya menjawab: “Kami hidup di dunia dalam keadaan lengah dan matipun dalam keadaan lengah “.
(Di dalam kitab Zahri Riyadh) disebutkan, Nabi Ya’kub ada ber­saudara dengan malaikat maut dan suatu ketika malaikat maut datang mengunjunginya. Berkatalah Ya’kub kepadanya : “Hai malaikat maut, engkau datang mengunjungi aku atau perlu mencabut nyawaku?”
Jawab­nya: “Aku datang berkunjung”
Ya’kub berkata : “Aku minta engkau mau memenuhi sebuah hajatku”
Malaikat maut bertanya : “Apa itu?”
Ya’kub berkata : “Agar engkau memberitahukan padaku apabila telah dekat ajalku dan engkau mau mencabut nyawaku”.
Malaikat maut ber­kata: “Ya, akan aku kirimkan dua orang utusan atau bahkan tiga”.
Ketika sampai ajalnya datanglah malaikat maut padanya dan Ya’kub bertanya seperti biasa : “Apakah berkunjung engkau datang ini atau untuk mencabut nyawaku?”
Dia menjawab: “Untuk mencabut nyawa­mu”.
Bertanya lagi Ya’kub: “Bukankah engkau telah mengabarkan padaku bahwa engkau akan mengirimkan dua orang utusan atau bahkan’ tiga?”
Malaikat maut berkata: “Telah aku lakukan itu. Keputihan rambutmu setelah hitam, kelemahan tubuhmu setelah sebelumnya kuat dan kebongkokan tubuhmu setelah sebelumnya tegak, semua itu utusan­ku pada anak Adam sebelum mati, hai Ya’kub”.
“Berlalulah masa dan hari-hari ini, sedang dosa telah berhasil dan datanglah utusan maut sedang hati dalam keadaan lengah. Kenikmatanmu di dunia adalah tipuan dan penyesalan, kehidupanmu di dunia adalah kemustahilan dan kebathilan “.
Sesungguhnya malaikat-malaikat, bumi, langit, waktu siang dan waktu malam akan bersaksi dengan apa yang dikerjakan anak cucu Adam; kebaikan atau kejahatan dan ketaatan atau kemaksiatan. Bahkan sesungguhnya anggota-anggota tubuhnya akan bersaksi memberatkan­nya. Bumi bersaksi menguntungkan bagi mukmin dan orang yang zuhud dan berucap : “Dia telah bersembah yang diatasku, berpuasa, melaku­kan haji dan berjihad”. Maka bergembiralah orang mukmin dan orang yang zuhud itu. Dia juga bersaksi memberatkan atas orang kafir dan orang yang durhaka dan berucap : “Dia telah berlaku musyrik diatasku, berzinah, dan makan haram”. Maka alangkah celakanya kalau Tuhan yang paling penyayang diantara orang-orang yang menyayangi menun­taskan di dalam hisabnya.

Comments

Popular Posts